Presentasi yang disampaikan oleh Prof. Abubakar Eby Hara, M.A., Ph.D., menjelaskan tentang Narasi Melaka yang “berkembang” memperoleh substansinya dari perpaduan daya tarik antara kemegahan, keadaan, dan pengungkapan keagungan yang dramatis. Ketenaran Melaka digambarkan sebagai puncak pencapaian peradaban di dunia Melayu. Semua raja dilaporkan datang ke Melaka untuk diperkenalkan kepada Sultannya ”yang menerima mereka semua dengan rasa hormat tertinggi, dan memberi mereka pakaian kehormatan yang bernilai tertinggi.” Di seluruh versi Sejarah yang dikonsultasikan oleh penulis, terdapat beberapa raja yang datang ke Melaka. banyak referensi tentang kerajaan-kerajaan tetangga yang menggunakan jasa baik sultan Melaka dan para menterinya untuk menengahi berbagai perselisihan sambil juga menikmati perayaan hubungan mereka dengan protokol yang rumit.
Begitulah reputasi Melaka sebagai pusat peradaban, sehingga ”di kapal-kapal yang menuju Malaka dari atas angin, sudah menjadi kebiasaan, saat jangkar sedang ditimbang, bagi nakhoda kapal, setelah membacakan doa seperti biasa, untuk mengucapkan, ”Semoga kita sampai di Malaka dengan selamat dan melihat Pisang Jeram, aliran Bukit Cina dan Bendahara Sri Maharaja [yang setara dengan Perdana Menteri pada masa itu]!” Dan para kru akan menjawab, ”Ay, ay, tuan!”’
Terus terjajah secara alamiah. Pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah tersedia. Namun semua pengalaman Barat – colonial. Reproduksi teori-teori Barat. Penemu-penemu benua. | |
Hegemony – secara teoritis dan praxis. | |
Kritik yang berkembang: teori kritis, teori post-kolonial dan global IR. | |
Eksplorasi pengalaman baru sebagai pengetahuan | |
Eksplorasi bukan ke arah tantangan; pencarian bahwa ada fenomena lain; hidden knowledge Bukan Orientalism vs Occidentalism – tercebak dalam streotyping Against Huntington thesis – Clashes of Civilization Questioning – the West is Standard of Civilization Challenging – Expansion of Western Civilization Critizing – Western Civilizing Mission (apa yang terjadi dengan ekspor democracy dan HAM) Hilangnya moralitas dan etik; the failure of Western Civilization? Tidak menciptakan lembaga yang menjamin perdamaian. | |